Hironimus Pala, mengapresiasi himbauan gubernur tersebut karena hal ini sudah lama ditunggu petani. Ini sebagai salah satu bentuk apresiasi seorang gubernur kepada para petani, dengan Kopi sebagai pintu masuk bagi aneka komoditi pertanian & kerajinan masyarakat NTT. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi masyarakat akan naik karena uang hanya berputar di daerah. Tinggal kemauan baik pihak-pihak yang mendapat himbauan dan semua penikmat kopi.
Mengenai himbauan yang disampaikan secara khusus 2 kabupaten wilayah penghasil kopi yaitu Ngada dan Manggarai, hal ini karena perhatian Pemerintah Daerah yang luar biasa terhadap potensi komoditi unggul lokal didaerahnya, sehingga melakukan kerja sama dengan pihak luar seperti Puslit Koka Jember untuk melakuka peta dimana kedua wilayah karakteris komoditi dan melakukan
perlindungan Indikasi geografis (PIG). Dan di Flores sendiri yang telah memiliki PIG baru ada 3, selain dua kabupaten diatas ditambah dengan kabupaten SIKKA untuk tenun ikat. Sedangkan kabupaten lain belum ada dan tidak ada kata terlambat untuk memulai.
Vinsen Sangu dalam tanggapan memberikan apresiasi kepada gubernur NTT atas himbauan tersebut, tinggal diperkuat dengan aturan yang lebih tegas apa keputusan gubernur maupun perda. Himbauan tersebut harus direspon oleh para bupati se NTT dan bisa mulai dengan gerakan nyata selain hotel, restoran dan kafe juga seluruh kantor-kantor perintah juga menggunakan kopi lokal bersama pangan lokal lain. Selain itu perlu digalakan hari minum kopi.
Menanggapi tentang PIG, Vinsen menyampaikan ini menjadi kewajiban pemerintah.
Beberapa pertanyaan dari pendengar berkaitan dengan desa-desa potensi kopi di Ende & dimana bisa mendapatkan kopi berkwalitas di Ende. Serta apa peran yang sudah dimainkan Tananua setelah mendengar peran tersebut?
Hironimus Pala menjawab pertanyaan pendengar RRI, potensi kopi di kabupaten Ende sesuai data statistik kurang lebih 10 ribu hektar untuk kedua jenis kopi yakni Arabika & Robusta. Desa-desa yang memiliki tanaman kopi rakyat dengan luas areal berbeda-beda antara lain Mukureku, Mukureku Saate, Rutujeja, Tiwusora, Golulada, Tendambonggi, Roga, Sokoria, Saga, Pemo, Nduaria dan masih banyak yang lainnya. Sementara kopi berkwalitas siap saji tersedia di UKM Pelita di Lorong Bita Beach Ende, BUMDEs Mbeleraja desa Golulada, Cafe RMC Detusoko, Bapak Ferdy Rega desa Sokoria dan di pusat ole-ole khas Ende jalan Gatot Subroto. Sedangkan peran Yayasan Tananua tetap memfasilitasi petani untuk memproduksi biji kopi berkwalitas, melakukan loby dengan berbagai pihak agar menggunakan kopi lokal dalam berbagai kegiatan. (hp)
0 Komentar