KBRNEnde : Misereor mengadakan kerjasama dengan Tana Nua karena memiliki misi dan pemahaman yang sama dalam membantu masyarakat memanfaatkan lahan untuk ketahanan pangannya. Misereor dengan tegas menyatakan menolak sistem pertanian berbasis kimia maupun bantuan subsidi yang berbasis kimia dari pihak manapun, yang berdampak pada tercemarnya lingkungan .
Hal ini dikatakan Dr. Ulrich Dornberg, Divisi Pengembangan untuk Asia dan Oceania Lembaga Misereor Jerman di Ende pada Sabtu (09/02/2019 ). Dijelasakan Ulrich Lembaga Gereja Katolik Jerman, Misereor menjalin kerjasama dengan Yayasan Tana Nua Flores (YTNF) untuk membantu pengembangan kemanusiaan secara bersama – sama dalam membangun ketahanan pangan lokal bagi masyarakat.
Lembaga Miserior yang merupakan lembaga Katolik terbesar di dunia dengan misi kemanusiaan ini menilai prinsip kerja yang dilakukan Tana Nua dalam memberikan pendampingan terhadap masyarakat memiliki kesamaan dengan prinsip lembaganya terutama dalam menyerap aspirasi masyarakat dalam suatu pekerjaan.
Menurut Dornberg, ada satu ciri khas LSM Tana Nua yang disukai Lembaga Miserior adalah adanya keberagaman orang dengan latar belakang suku, agama maupun ras yang berbeda namun tetap dirangkul untuk menjadi pekerja dalam mengembangkan program kemanusiaan ini.
“Kerjasama yang dibentuk ini merupakan salah satu bentuk kepedulian lembaganya terhadap kehidupan masyarakat dunia dalam membangun ketahanan pangan.
Tana Nua adalah salah satu LSM yang sangat peduli terhadap kehidupan masyarakat desa dan kami memiliki kesamaan itu sehingga kami turut berkolaborasi untuk mendukung kerja – kerja lembaga ini.” Ungkap Ulrich
Ditambahkan Ulrich, lembaga Misereor yang didirikan pada tahun 1998 ini mejalankan programnya mendapat dukungan anggaran 80 % dari Pemerintahan Jerman sedangkan sebagian bantuan diperoleh dari para donatur.
Direktur Yayasan Tana Nua Flores (YTNF) Hironimus Pala, dalam kesempatan itu mengatakan program kerja Misereor dalam misi kemanusiaanya adalah sangat mulia karena membantu masyarakat yang membutuhkan adanya perubahan ke arah kehidupan yang lebih baik dalam mengubah tingkat kehidupannya.
“Kerjasama dengan Misereor ini bermaksud untuk memperkuat posisi kemandirian, keswadayaan dan gotong royong yang sudah ada dalam kehidupan masyarakat,” tutur Hironimus Pala.
Hironimus menungkapkan, Tana Nua dengan program - programnya muncul dari kelompok dampingan dengan penekanan utama dalam penguatan pangan lokal yang ada.
Masyarakat kita dampingi untuk tetap meningkatkan kemandirian dalam mempertahankan pangan lokal yang ada agar tidak hilang karena perubahan arus zaman dengan berbagai kemajuan industri dan ilmu pengetahuan dari waktu ke waktu.
Dirinya mengatakan Fokus Group Discussion (FGD) yang dilakukan pendamping Tana Nua di lapangan dengan para petani di desa binaan mendorong para petani untuk meningkatkan pendapatan petani melalui hasil komoditi yang dimilikinya.
Aktivis Sosial Kemasyarakatan ini menegaskan Tana Nua dalam melakukan pendampingan terhadap para petani selalu menolak sistem pertanian berbasis kimia maupun bantuan subsidi yang berbasis kimia dari pihak manapun. Tana Nua menolak pengrusakan lingkungan akibat perambahan hutan atau sistem tebas bakar namun Tana Nua menerapkan sistem ramah lingkungan para petani.
Dikatakannya dalam mengembangkan sistem pertanian berkelanjutan dan konservasi sumber daya alam, Tana Nua tetap menjadi agen perubahan untuk membangun kemandirian komunitas dengan memiliki nilai-nilai dan prinsip kearifan lokal serta kemandirian untuk kesejahteraan hidup para petani.( WS)
1 Komentar