kelomok tani wua mesu |
Dengan jumlah anggota sebanyak 13 orang, Laki laki sebanyak 12 orang dan perempuan 1 orang. Pada dasarnya kelompok ini dibentuk atas inisiatif sendiri, bukan karena ada dorongan atau paksaan dari siapapun. Pada kegiatan awal kelompok wua mesu yang artinya mengasihi/mencintai, bukanlah kelompok tani tetapi perkumpulan sosial untuk kematian.
Susunan kepengurusan kelompok Tani wuamesu ketua: bapak Petrus Wae, Sekretaris bapak Matheus Ma dan sebagai bendahara bapak Darius Jadi.
Menyadari manfaat yang dirasakan dari kegiatan sosial seperti ini maka mereka sepakat untuk melakukan pertemuan bersama anggota kelompok bahwa kedepannya kelompok wua mesu ini jangan hanya aktif pada saat kematian tetapi kita mulai dengan kegiatan kerja bergilir(gaga gili) dengan iuran.
Akhirnya terwujudlah gagasan yang disepakti bersama setiap anggota menyetor uang sebesar Rp 5.000/orang sebelum melakukan kerja gilir. Usaha kerja gilir ini dana yang terkumpul sebesar Rp.75.000. Modal ini, kami jadikan sebagai modal awal simpan pinjam(UBSP) dan sekarang sudah berkembang menjadi:Rp.16.500.000(enam belas juta lima ratus ribu rupiah) dengan perincian :
• Piutang anggota sebesar Rp; 14.000.000
• Kas Rp: 2.500.000
• Barang inventaris kelompok berupa seng sebanyak 94 lembar.
Barang inventaris ini disewakan kepada pihak lain Rp. 500/lembar.
Pendapatan ini bersumber dari bungan pinjaman anggota, iuran wajib anggota Rp.5.000/bulan/anggota, simpanan akhir tahun sebesar Rp.100.000/anggota, dan anggota yang tidak hadir kerja dikenai sanksi sebesar Rp.25.000/hari/orang.
Pengurus dan anggota melihat perkembangan keuangan kelompok begitu pesat dan tantangan yang dihadapi seperti administrasi organisasi dan administrasi keuangan disebabkan karena:
1. Belum ada sentuhan pendampingan baik dari LSM dan lembaga lain.
2. Pengurus hanya berpendidikan Sekolah Dasar
3. Minimnya pengetahuan tentang pembukuan.
Pengurus dan anggota kelompok dalam mengelolah organanisasi hanya bermodalkan keberanian dan kemauan yang tinggi untuk mengubah keterpurukkan ekonomi keluarga mereka.
Perasaan cemas yang mengganjal dibenah pengurus dan anggota akhirnya terjawab ketika staff Tananua mulai melakukan pendampingan, pembenahan administrasi kelompok (buku daftar anggota, buku tamu, buku notulen rapat), administrasi keuangan seperti buku kas . kami menyadari bahwa peran YTNF dalam memberi penyadaran hidup berkelompok, pendampingan, motivasi dan pelatihan kepada kami sangat besar manfaatnya untuk meningkatkan taraf hidup berkeluarga yang baik, maju dan mandiri.
Dari usaha bersama simpan pinjam benar benar menyentuh kebutuhan ekonomi keluarga seperti: biaya kesehatan, membiaya pendidikan, kebutuhan keluarga dan menabung.
0 Komentar