ULRICH DONBERG
GURU, AYAH dan SAHABAT yang APRESIATIF
Surat cinta dari keluarga besar YAYASAN TANANUA FLORES
(Petani dampingan, Managemen, Pengurus, Pengawas dan
Pembina)
Ditulis dan dirangkum oleh: Hironimus Pala
Tananua Flores, 27.03.2019-Buat
yang kami kasihi Ibu Chaterin (Istri dari Bapak Urlich Donberg) bersama kedua
putri beliau Kim dan Sabrina
Pagi itu ditanggal 19 Pebruari 2019, seperti
biasa kami menjalankan aktivitas di kantor Yayasan Tananua Flores, tanpa ada
firasat atau tanda-tanda khusus pukul 09.35 mendapat sebuah pesanan WA dalam
group Teman MISEREOR yang membawa kabar bapak Ulrich meninggal di sebuah hotel
di Marauke, situasi kerja berubah hening dan air mata kesedihan mengalir
perlahan sambil protes dan berdoa kepada Tuhan. Kami merasakan kesedihan yang
mendalam karena beliau adalah guru kami dalam
bekerja melayani petani, kaum miskin dan kaum tertindas pedesaan di Kabupaten
Ende propinsi Nusa tenggara Timur Indonesia. Rasanya tidak percaya apalagi kami
bertemu terakhir di tanggal 9 Pebruari 2019 dan waktu itu kelihatannya beliau
sangat sehat dan sangat gembira. Untuk itu dalam doa dan linangan air mata duka
yang mendalam kami dari Organisasi Yayasan Tananua Flores (Petani dampingan, Managemen, Pengurus, Pengawas dan Pembina) menyampaikan rasa duka kami, atas meninggalnya
bapak DR.Ulrich Donberg sambil berdoa
semoga beliau mendapat tempat disisi Bapa di Surga. Kami juga berdoa untuk Ibu
Chaterin (Istri dari Bapak Ulrich Donberg) bersama kedua putri beliau Kim dan
Sabrina bersama keluarga besar pak Ulrich semoga Allah memberikan ketabahan, kekuatan
serta penghiburan.
Perjumpaan bapak Ulrich Donberg dengan kami dari Yayasan Tananua Flores, saat
beliau menangani program MISEREOR untuk Indonesia 7 tahun yang lalu, mulai dari
urusan proposal dan pertanyaan-pertanyaan akan proposal yang kurang jelas serta
bagaimana perkembangan program lapangan melalui email. Sudah menjadi kebiasaan
beliau menyampaikan pertanyaan diakhir email beliau katakan kalau tidak
mengerti jangan segan bertanya kepada kami kembali. Kami pun membalas email
dengan menjawab semua pertanyaan sesuai yang kami pahami. Hal ini sering
terulang ketika dari waktu kewaktu. Tekanan utama dari beliau yang paling
penting adalah komunikasi dan tepat waktu (cepat), inipun juga kami jalankan
dari waktu kewaktu.
Beliau tidak hanya berkomunikasi
melalui email saja tetapi beliau berkunjung langsung ke mitra MISEREOR termasuk
Yayasan Tananua Flores untuk melihat langsung tentang organisasi dan
implementasi program dilapangan, mengunjungi petani, berdiskusi dengan staf
lapangan, berdiskusi dengan managemen. Beliau ingin ikut merasakan apa yang
petani rasakan dari kerja-kerja bersama Yayasan Tananua, beliau ingin merasakan
apa yang dirasakan oleh staf lapangan dan juga managemen. Pada kebanyakan
lembaga lain kalau kunjungan dari donor seperti ini selalu siapkan macam-macam,
lembaga yang menerima biasa agak kaku (baca kaku) karena donornya datang. Tapi
hal ini tidak terjadi dengan MISEREOR yang diwakili diri pak Ulrich. Dia
benar-benar membawa visi kedamaian dan keterbukaan
bagi lembaga yang di supportnya. Kami merasa ketika beliau datang ke Tananua
seperti seorang guru dan ayahyang
mengunjungi anak-anaknya, ketika anak-anak bahagia ayah ikut bahagia, ketika anak-anaknya ada hambatan dalam bekerja ayahnya
memberi dukungan motivasi dan alternative-alternatif solusi dan ketika
anaknya malu-malu menyampaikan kondisi yang dihadapi beliau dengan hati ke bapaan bertanya apa yang kamu rasakan?
Omong jangan malu dan jangan omong hal yang baik saja hal-hal yang kurang baik juga
dismapaikan. Beliau memberi ruang kepada orang yang dijumpai untuk
berkembang demi kehidupan yang lebih baik. Beliau mendorong semangat mulai
dengan kepemimpinan mulai dari diri sendiri.
Pak Ulrich berkunjung ke Yayasan
Tananua Flores sudah tiga kali dalam tiga periode proyek. Periode pertama tahun
2012-2014 berkunjung ke kantor saja, Periode 2015-2018 berkunjung ke desa
Mukureku dan periode 2018-2021 beliau berkunjung ke desa Kamubheka. Dalam
kunjungan kelapangan banyak diskusi dengan petani, kelompok tani dan
pemerintahan desa. Disetiap desa kunjungan memiliki kenangan masing-masing sehingga banyak petani dan kelompok meminta pak Ulrich
untuk datang kembali ke desa mereka. Dalam kunjungan tersebut sambil
bertanya terutama berkaitan dengan pangan lokal
beliau selalu memberikan apresiasi kepada para petani yang sudah mempertahankan
dan mengembangkan pangan lokal.
Pada pertemuan mitra Misereor di
Denpasar tahun 2018, saya dari Tananua Flores kebetulan datang lebih awal dan
menjadi mitra pertama yang diminta oleh Pak Ulrich untuk bertemu beliau. Selain
berdiskusi hal-hal teknis keuangan dan proposal, beliau mengingatkan saya bahwa
posisi Tananua Flores sekarang kalau anak sekolah sudah tingkat SMA harap
dijaga untuk tetap mejaga keberlanjutan organisasinya
dalam pendampingan dan pelayanan kepada petani. Lalu beliau berpesan
pada bulan pebruari 2019 saya bersama mitra donor dari Belanda akan berkunjung
ke Yayasan Tananua Flores.
Pebruari 2019 tiba, beliau mengirim
email ke Tananua Flores bahwa bahwa beliau akan datang ke Yayasan Tananua
Flores bersa ibu Petra (perwakilan donor Anton Yorgenfork dari Belanda) dengan
jadwal tanggal 7-9 Pebruari 2019. Sebelum beliau
bertolak dari Jerman, karena beliau mempunyai satu agenda untuk bertemu
dengan bapak Uskup Agung Ende Mgr. Vinsen Sensi Poto Kota,ini menjadi agenda
rutin setiap kali beliau berkunjung ke Ende. Setelah beliau menghubungi bapak
Uskup melalui email tapi sampai saat menjelang keberangkatannya ke Indonesia
belum ada jawaban dari bapak Uskup, maka beliau
meminta bantuan Tananua Flores untuk menghubungi bapak uskup guna memastikan
jadwal pertemuan.
Tanggal 7 Pebruari 2019 tiba tepat jam
08; 52 pagi hand phone saya berbunyi telpon dari nomor +62 812-4201-6475; saya
angkat terdengar suara dari sebelah dan suara yang tak asing; “Hallo pak Nimus
selamat pagi, apa kabar?’’ Oh ya pak Ulric, baik kabarnya. Saya bertanya balik
apa kabar juga? Beliau menjawab baik dan bertanya bagaimana sebentar sore bisa
bertemu bapak Uskup? Saya bilang mungkin jam 7 malam karena bapa uskup masih di
Mataloko ada acara Misa dan penguburan Romo Dominikus Balo,Pr.
Pertemuan dengan bapak uskup
dijadwalkan jam 7 malam, ternyata pak Urlich mengontak langsung bapak uskup sehingga pertemuan terjadi sekitar jam 18.00
– 19.00. Hebatnya pak Urlich tidak ingin merepotkan kami, padahal kami sudah
siap mobil, tapi beliau meminta jasa sepeda motor ojek untuk mengantarnya ke
Istana keuskupan dengan alamat yang tertera di kop surat (jalan katedral nomor
5 Ende), sesampai di alamat yang dituju, ojek mau turunkann beliau tapi beliau
katakan No, No … Ndona, lalu ojek mengantar ke istana Keuskupan di Ndona.
Peristiwa ini diceriterakan beliau sendiri kepada kami saat sarapan pagi di
hotel Grand Wisata sebelum ke desa Kamubheka. Saat sarapan pagi menjelang ke
desa, sambil mrngobrol beliau memulai dengan bicara dalam bahasa Indonesia dan
ketika kami juga sambung dengan bahasa Indonesia beliau katakan harus berbahasa
Inggris, dan beliau memberitahu mba Pupu sebagai penterjemah untuk tidak boleh
terjemahkan. Saya bersama ibu Mety mencoba dalam keterbatasan untuk bicara
dalam bahasa Inggris. Hal ini berlanjut sampai ke desa.
Perjalanan sepanjang 60 km dari
Ende menuju desa Kamubheka sangat dinikmati beliau sambil berdiskusi dan tawa
ria, setiap informasi yang disampaikan beliau selalu menulis dalam buku notes. Di
Kamubheka beliau disambut dengan sangat meriah oleh pemerintahan desa dan perwakilan
kelompok tani untuk langsung menuju kebun pangan dimana kelompok sedang
melakukan pembersihan rumput pada kebun pangan. Setelah menyapa anggota
kelompok dan melihat-lihat kebun pangan dilanjutkan dengan diskusi langsung di pondok
kebun, beliau berdiskusi banyak dengan kelompok yang hadir tentang berapa
banyak kelompok, apa aktivitas kelompok, untuk apa berkelompok, apa perempuan
juga teribat kelompok, lalu diskusi dilanjutkan dikantor desa sambil menikmati
air kelapa muda, kripik pisang olahan kelompok ibu-ibu dan jagung mudah sambil
menunggu makan siang tiba. Beliau mengapresiasi kelompok yang berkembang dan
menjaga pangan local secara baik, harapan beliau gotong royong yang telah ada
di rawat bersama dengan benih pangan local yang dimiliki kelompok serta harus
dijaga pembagian lahan untuk pangan dan tanaman komoditi lainnya.
Perjalanan pulang kembali ke Ende
kami tidakmelewati jalan saat kami datang dengan alasan jalan sangat jelek dan
sopir juga tidak berani, akhirnya kami memilik jalan yang panjang melewati
kabupaten Nagekeo. Rute perjalanan Kamubheka – mbai - Ende
dengan jarak kurang lebih 110 km. 5 menit selepas dari Kamubheka pak Urlich
sudah tertidur pulas, kami pun tidak mengganggu dengan pertanyaan dan ceritera,
hanya berkata beliau sangat capai biarkan beliau istirahat, apa lagi perjalanan
ditemani hujan cukup lebat. Setiba di Aegela ada tempat penjualan jagung rebus,
mangga dan lainnya, beliau sudah bangun
dari tidur kami menawarkan apa mau makan jagung beliau nyatakan tidak tapi
kalau anda mau makan silakan, kami beli jagung Rp.20.000,- untuk kami bertiga
yg makan dan pak Urlich tidak makan, dipuncak sebelum masuk Nangaroro ada
warung kopi karena kami tahu beliau memang sangat suka dengan kopi dalam
sebutannya “OBAT”, lalu kami tawarkan bagaimana pak Urlich mau menikmati obat?
Beliau juga katakan tidak dan kami lanjut perjalanan sambil bercerita.
Setiba di pantai dengan keindahan
alam batu hijau, beliau mengingatkan kami Green stone, lalu kami minta sopir
untuk berhenti dan menikmati indahnya pantai Pengga Jawa yg ditaburi batu-batu
hijau, sambil berfoto ria dan mencoba mengambil satu dua biji batu hijau
sebagai kenangan bahwa pernah singga di pantai ini. Perjalanan dilanjutkan ke kota Ende
menuju hotel grand wisata, setiba di hotel belaiu langsung membereskan uang
sewa mobil yang di pakai kedesa, dan ketika ditawarkan makan malam bersama
beliau katakan nanti besok dikantor Tananua saja, dan sampai jumpa besok
dikantor Tananua.
9 Pebruari 2019
Semua staff Yayasan Tananua Flores
sudah stand bay di kantor sejak jam 08.30 karena rencana pertemuan dengan pak
Ulrich jam 09.00 pagi, jam 08.50 kami mengontak mba Pupu jawabanya kami sedang
meluncur dan tidak seperti biasanya pak Ulrich terlambat, beliau baru tiba di
kantor Tananua pukul 09.35. usut punya usut sambil tertawa bahwa sopirnya lupa
sehingga langsung dari hotel menuju Maumere dan mereka kaget ketika sudah di
batas kota. Dan minta sopir balik ke kantor Yayasan Tananua Flores.
Pada pertemuan bersama staff dan Pengurus Yayasan Tananua Flores ada
banyak hal yang didiskusikan baik program termasuk kunjungan lapangan dan
organisasi. Bahasa yang sering diulang pak urlich dalam pertemuan ini beliau
katakan bahwa “ini merupakan kunjungan
saya yang terakhir”. Pertemuan yang menyenangkan penuh candah dan tawa ria,
bertanya, penjelasan serta input-input untuk penguatan kedepan, rasa-rasanya
waktu pertemuan ini terlalu singkat.. pukul 15.30 pak Ulrich pamitan dengan
seluruh staff Yayasan Tananua Flores …..Setelah foto bersama dengan staf di
depan kantor Yayasan Tananua Flores.
10 Pebruari 2019
Pada acara Rapat Tahunan Anggota
(RAT) Credit Union Gerbang Kasih di Aula Longginus Mautapaga Ende, ketika
bertemu bapak Uskup Agung Ende; Mgr. Vinsen Sensi Poto Kota, beliau beritahu
saya; pak Nimus! Kamu ada komunikasi yang kurang bagus dengan pak Ulrich
tentang kunjungan beliau ke Istana Keuskupan. Saya juga menyampaiakan
permohonan maaf kepada bapak Uskup, hal itu terjadi karena pak Ulrich tidak
ingin merepotkan orang lain. dan juga disampaikan oleh bapak Uskup Sensi bahwa
beliau ke Istana Keuskupan dengan menggunakan Ojek yang sempat mengantar beliau
ke Jalan katedral nomor 5 Ende.
19 Pebruari 2019 pukul 09.35
Deringan bunyi pesan WA pada HP
saya dari group teman Misereor, mba
Sorang memberi kabar mengagetkan yang isinya sebagai berikut;Teman-teman, saya
baru dapat kabar dari teman saya di Merauke kalau Pak Ulrich ditemukan
meninggal di kamar hotelnya. Penyebab kematiannya belum diketahui, sedang
diinvestigasi polisi. Mari kita doakan mendiang ya!
Mendapat kabar ini dengan rasa
kurang percaya, seisi kantor penasaran mencari tahu kebenaran sambil berdoa
semoga berita ini tidak benar
Untuk memastikan kebenaran kabar
ini setelah mendapat pesan WA di group teman MISEREOR dari Chris Ulhe yang
isinya: Selamat Sore teman-teman Misereor semuanya. Mohon maaf saya baru
memberi kabar sekarang. Pak Ulrich kami temukan sudah meninggal dan dalam
posisi tidur. Dari hasil visum luar dari rumah sakit setempat, dokter menyatakan
tidak ada tanda kekerasan apapun. Kami sangat menghargai keputusan keluarga
untuk tidak melakukan otopsi karena menurut istri almarhum, kondisi kesehatan beliau
juga menurun dan sudah harus minum banyak obat. Keluarga sudah mengikhlaskan. Sekarang
kami menunggu informasi dari kantor di Jerman dan pihak asuransi untuk
pengurusan pemulangan jenazah ke Jerman. Mohon teman-teman bisa menyimpan
informasi ini dan kalau boleh saya minta jangan masuk ke sosial media dulu.
Kita doakan beliau dan keluarganya. Mohon maaf saya dari pagi tidak bisa
menjawab WA ataupun menerima panggilan telpon karena ada banyak hal yang harus
saya selesaikan dengan pihak hotel, kepolisian, rumah sakit dan dengan keluarganya
langsung juga dengan tim Misereor Jerman. Terimaksih banyak.
Ketika mendapat WA dari pak Chriss Ulhe diatas yang menyampaikan pak
Ulrich benar meninggal maka Seisi kantor Yayasan Tananua Flores tidak ada satu
katapun yang keluar, bisu, sambil
berlinang air mata kesedihan, tak lama berselang mulai terdengar desahan suara
yang protes pada tuhan “Tuhan!!!! mengapa kau ambil orang baik ini begitu cepat”!
Ah …. Tuhan mengapa kau menjemputnya
dikala tugasnya belum selesai??
Air mata mengalir karena Ulrich sudah merupakan bagian dari kami dalam
hubungan pelayanan kepada petani miskin, penyelamatan pangan local dan
pelestarian lingkungan. Dia adalah sahabat, guru dan bapak kami. Selain komunikasi
melalui email, pak Ulrich selama 3 periode proyek sudah 3 kali juga
berkunjungan ke Yayasan Tananua Flores dan selalu menyempatkan diri ke desa
selain berdiskusi dengan staff. Dalam kunjungan beliau memberikan apresiasi dan
beberapa peneguhan kepada petani dan staff.
Pada kunjungan kali ini, baik dengan seluruh staff maupun dengan
Pengurus Yayasan Tananua Flores kalimat yang selalu muncul berulang bahwa “INI KUNJUNGAN SAYA TERAKHIR ” dan minta
kepada kami agar program kegiatan semua dibuat target waktu dan bangun
komunikasi. Saat terakhir pamitan dikantor Tananua Flores setelah berjabatan
tangan, beliau tepuk bahu saya sambil mengatakan you’re the best… you’re the
best. terima kasih sambil memberikan senyum seolah memberikan penguatan…..
itulah kata-kata terakir yang dia berikan, ternyata Ini merupakan apresiasi dan
peneguhan terakhir bapak Urlich buat saya.
Lima kali perjumpaan saya dengan beliau yang ditampilkan wajah
kebapaan dengan senyum dan pertanyaa-pertanyaan yang diajukan memiliki visi
mendorong saya untuk menjawab dengan mengedepankan analisa. Beliau lebih banyak
minta penjelasan dan memberikan peneguhan.
Pada saat konsultasi internal di Denpasar tahun 2018 satu peneguhan yang
saya selalu ingat pak Nimus Yayasan Tananua itu kalau anak sekolah sudah
posisinya SMA jaga dan rawat jangan sampai mundur lagi.
Terimakasih bapak Urlich atas jasa dan pengabdianmu yang luar biasa
besar untuk para petani di kabupaten Ende, Yayasan Tananua Flores dan seluruh
mitra di Indonesia tercinta ini. Mohon maaf bila ada kata dan perbuatan yang
kami lakukan tidak berkenan di hatimu. Doa kami semoga pak Urlich mendapat tempat
dalam kerajaan Allah. Bapak Urlich boleh dijemput oleh Bapa di Surga namun
masih ada sejuta urlich tumbuh di Indonesia dan didunia.
Beberapa ungkapan kata sedih dan penguatan dari beberapa staf Yayasan
Tananua Flores yang dirangkum penulis dari WA group Tananua Flores
1. Mety Wasa (Office Manager)
Kasian e..rasanya tidak percaya melihat pak Ulrich dalam
tidur panjangnya, sedih amat e..tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata hanya
air mata yang bisa ungkapkan rasa sedih ini, trima kasih pak ulrich untuk
kebersamaan kita selama ini dalam kerja sama Yayasan Tananua Flores dengan
MISEREOR. Sosok kebapaan yang ada dalam dirimu memberikan rasa nyaman bagi kami
dan tidak ada sekat antara mitra dan donor, ada saat kita serius dan ada saat
kita canda dan tawa. Dalam tidurmu di Merauke, engkau telah menemukan
kebahagiaan surgawi, selamat jalan pak ulrich. Istirahatlah dalam damai.
Selamat jalan pak Ulrich, doa kami
mengiringi kepergianmu, setiap kali kedatanganmu di kantor selalu ku
ucapkan" weĺlcome again pak ulrich" dan selalu di balas terima kasih
Metty, nasehat panjangmu bagi kami pengurus dan katà-kata yg selalu kau
ucap" pentingnya komunikasi dengan donor dan bahasa inggris adalah wajib
karena ini bahasa dunia dan donor hanya bisa bahasa inggris, masih sempatnya
bilang ibu Metty saya akan datang lagi bukan sebagai misereor tapi saya akan
datang dengan mahasiswa dan harus janji bahwa komunikasi kita dalam bahasa
inggris, kedatangan yang selalu di tunģgu walaupun kata-kata pelepasan di teras
kantor..by..by see you next time…..
Tuhan permudahkan jalan kepulangan jenasah pak
Ulrich dan lapangkan dada keluarganya agar iklas menerima ini semua sebagai
rencanamu Tuhan. Akhirnya pak ulrich benar-benar tinggalkan Indonesia sesuai
jadwalnya yg sudah di rencanakan sebelum dia datang yakni tanggal 27 februari
2019, Ya tuhan kiranya lindungi dan permudahkan
perjalanan jenasah pak ulrich, amin.
2.Pius I Jodho (Suoervisor Pengembangan Eknomi)
Bagaikan petir disambar di siang bolong, ketika mendengar
berita meninggalnya pa Urlich yang disampaikan direktur Tananua Flores. Aku tertegun
sejenak sambil menggerutu kenapa Tuhan, Engkau memanggil orang yang baik secepat ini? Kenapa bukan orang lain yang
telah mencederai hati manusia dan hati Mu. Siapa yang tak kenal dengan Pa
Urlich? Dia merupakan seorang bapak yang sangat dekat dengan mitra. Kata-kata yang
masih tersimpan dalam memori ku" kalau ada kesulitan perlu komunikasikan
ke miserior, bahasa inggris adalah bahasa internasional. Kamu sudah kursus.
Mestinya mencoba. Selamat jalan bapak Urlich, semoga berbahagia bersama para
kudus di surga. Doa kami menyertaimu.
3.Benyamin Gosa (Supervisor Pengembangan Masyarakat)
Aduh bapak e, semoga arwahmu di terima di sisi tuhan Kamu
kerja bagi orang papah, orang kecil, orang miskin sampai mati ragamu, Engkau
bertarung umurmu bagi kaum kumuh yang tak terurus, Engkau korbankan dirimu
sampai tua kerja dan perhatian bagi masyrakat di Negara-negara miskin ,Kerjamu
sampai mati di kampung kaum yang kamu kasihi.
Semua kami teman, kawan dan sahabatmu berdoa bersama
semoga arwahmu di terima di pangkuan ilahi sesuai amal baktimu. Terakhir engkau
katakan berkali kali, aku berkunjung yang terakhir di lembaga ini. Kami semua
yakin ulrich secara raga sudah tiada, tapi teladan, pesan, teguran, pujian
masih tetap kami ingat setiap saat waktu kami berada di tempat kerja, terima
kasih pa ulrich.
Ibarat seorang prajurit mati di
medan perang, bapak Ulrich ini mati di
tempat kerja demi kaum papah. Terima kasih
Tuhan engkau sudah memperlihatkan kepada kami seorang bapak Ulrich yang umur sudah tua toh masih semangat
berjuang demi umatmu yang hidup jauh dari kecukupan, apakah kami mampu seperti
dia?? beri kami kekuatan ya Tuhan agar
kami dapat meneruskan budi dan teladan dari beliau. Bpk Ulrich semoga arwahmu
diterima di surga bersama para kudus...Amin
4.Halimah Tus’asdyah (Financial Manager)
Ternyata tanggal 9 Februari itu hari terakhir kita
berjumpa masih segar dalam ingataku Pa Urlich beberapa kali mengucapkan ini
kunjungan saya yang terakhir . KunjunganMu yang kami nanti dan diskusi denganMu
selalu memberi kami solusi . Dari beberapa kali kunjungan baru kali ini Beliau
meminta untuk Pertemuan khusus dengan
Pengurus . Beliau menyampaikan banyak hal untuk penguatan organisasi . Terima
kasih atas kerja sama dan komunikasi yang begitu baik . Damai dalam tidur
panjangMu Pa Urlic.
5.Heribertus Se ( Pendamping Lapangan)
Senyummu memberi makna kehidupan bagi semua orang,
Karyamu Memberi nilai dan benih militan bagi para pejuang pejuang bumi Nusa
Bunga. Bahagia Disurga Avus Kehidupan Aktivis. Kepergian Pak Ulrich
meninggalkan kenangan dalam lembaran kehidupan para aktivis sosial. Februari 2019 merupakan perziaraan terakhir
dalam tugas Pak Ulrich ke Indonesia termasuk Ende untuk berdiskusi dan mengunjungi
sesama saudaranya. Kisah kasih, canda dan tawa membawa kita semua dalam nuansa
persaudaraan dan kekeluargaan walau kita berbeda ras namun semangat juangmu
tertanam dalam kenangan kepergian sahabat petani penuh dedikasih dan militansi
hidup untuk dunia. Selamat jalan Bapak, doa kami mengiringi kepergian Bapak.
Masyarakat Desa Golulada Turut berduka Cita atas kepergian Mu bapak. Semoga
karyamu Abadi Selamanya. Telah berakhir Karyamu di Bumi karena jasa dan karyamu
akan bahagia Disurga. REAST in Peace Pak Ulrich
6.Ansel Kaki Reku (pendamping Lapangan)
Rencana Tuhan adalah kepastian ... Terima kasih atas
perjumpaan,..walau sesaat namun membekas,.. walau sepintas namun keikhlasan yang
kau lukisan,..di Kamubheka engkau berkata bahwa " saya tidak bisa lama
lama di indonesia, kalau lama lama nanti istri dan anak marah" di Tananua
engkau mengungkapkan bahwa "kali berikut yang datang bukanlah saya,..saya
mungkin tidak lagi ke Indonesia, dan orang yang ganti saya pasti berbeda dengan
saya,..pada point karir dan job engkau pun berulang ulang menegaskan "
harus profesional" ungkapan sederhana dan unik,..hanya bisa kita maknai
setelah kepergian beliau,.. sosok inspiratif,..
Perjalanan hidup berakhir adalah
sebuah kepastian,..hidup bukan selamanya abadi,..usia tak pernah memberitahu
kapan kita harus kembali,...meski bersamamu hanyalah sedetik,.namun kesan
karirmu yang ku dapati cukup berarti,...saking kecintaan mu terhadap nasib
petani,..engkaupun pergi dan berakhir di tengah-tengah kami,.......
Kepergianmu yg kumaknai bukankah
seteteS air mata dan tangisan,..namun menarik dak unik yang aku dapati yaknik
engkau tidak ingin pergi sebelum mendengar keluhan kami dan nasib para
petani,.JADILAH PERTEMUAN DAN KUNJUNGANMU ADALAH BERKAH DAN PESAN YG BERHARGA
SEPANJANG HIDUPMU,...,...
7.Emilia Kumanireng (Pendamping Lapangan)
Pagi yg cerah,secerah hatiku menyambut sinar mentari
pagi. Suara burung burung di udara dan teriakan gembira anak sekolah semakin
menguatkan langkahku tuk terus berjalan menuju SDI Aekora untuk bersua &
bercanda tawa berbagi ilmu bersama mereka. Gembira rasanya hati ini. Namun
dalam perjalanan pulang, saya mncoba membuka WA dan membaca pesan2 yg masuk. Rasanya
hati ini tak percaya mendengar berita bahwa Pa Ulrich yang baru seminggu yg
lalu bersua dan bercanda tawa bersama di kantor Tananua telah dipanggil
menghadap Tuhan. Kaget,Sedih dan pilu mewarnai hati ini, apakah saya salah
mendengar berita ini.Tetapi membaca ucapan Belasungkawa dari teman2 meyakinkan
hati ini bahwa berita ini benar adanya.Terimakasih Pa Ulrich,terima kasih telah
hadir dalam kehidupan kami dalam mendampingi masyarakat.Terimakasih karena di
sela sela kesibukan masih sempat bersua bersama
Petani dan keluarga besar Tananua. Dan Maafkan kami apabila dalam
kebersamaan kerjasama kemitraan yang di bangun ada tutur Kata atau tingkah laku
kami yang menyakiti Hati Anda tolong maafkan. Doa kami menyertai perjalananmu
menuju rumah Bapa. Damailah disisi-Nya. Dan Kepada keluarga yg di tinggalkan
(Istri & anak) dan keluarga besar MISEREOR di beri kekuatan dan Ketabahan
Hati dalam menghadapi semua cobaan ini. Doa kami selalu untukmu Pa Ulrich.RIP Jadi sedih melihat senyum Pa Ulrich
di tengah tengah Kita. Damailah disisi -
Nya.Kami akan tetap mengenang jasamu sebagai pejuang Petani.
0 Komentar