Ende, 16 Desember 2020
Terdiam....
Diselimuti kabut pegunungan
Saat Gerimis menanti hujan
Terdiam.....
Titik titik nalar menggeliat
liar
Naluri seorang penulis
Sedang
Bersetubu dalam imajinasi
Terdiam.....
Sembari liukan jari menari bersama pena
Ditubuh putih sehalai kertas
Terdiam.....
Terukir kata demi kata
Membentuk lautan kenikmatan kalimat
Dalam jengkalan paragraf
terkulai indah memposona
Kini
Realita sedang bersetubu dengan opini
Dalam diam.....
*LIKALAPU**HS
Dinamika pembangunan desa dalam
kehidupan masyarakat perdesaan menjadi perhatian serius dari semua pihak baik
di tingkatan daerah, Nasional sampai di tataran Global. Dan semua Pihak (stakehoders)
memiliki antensi dan kepedulian terhadap kehidupan masyarakat pedesaan.
Desa adalah kantong kekayaan
Sumber daya Alam serta sumber daya manusia yang mamapuh memberi penghidupan
kepada banyak orang. Desa juga sebagai lokus sejarah peradaban manusia dan
menjadi catatan fenomena kehidupan perkotaan.
Yang menjadi pertanyaan reflektif kita, mengapa saat ini perhatian
kita semua untuk desa/Kampung?
Secara pribadi Saya meyakinkan
bahwa desa saat ini menjadi kantong - kantong kemiskinan; ketidak berdayaan dan
ketidak mampuan. Orang- orang yang hidup
di desa memiliki tingkat kemampuan sumber daya yang terbatas. Kondisi ini
akibat dari sebuah system yang mampu
merubah kehidupan masyarakat desa yang sebelumnya berlimpah kekayaan Kini
berubah dan menjadi miskin melarat.
Realitas saat ini
bahwasannya desa dalam kacamata
globalisasi perkembaangannya sangat lamban dibandingkan dengan kota.
Perkembangan yang lamban disebabkan karena orang pintar di desa sudah beralih
ke kota, dan ini adalah sebuah tantangan
yang harus dilakukan oleh generasi saat ini.
Program Pemerintah Saat ini
Membangun Indonesia dari
Pinggiran,pembangunan infrastruktur Jalan, Listrik, air dan Usaha Ekonomi
Produksi dari Desa- Desa di Indonesia, Refolusi Mental dan Penguatan Sumberdaya
manusia dan Digitalisasi 4.0 merupakan Program dan Visi Pemerintah
Jokowi saat ini
Visi Pemerintah Jokowi
mengharuskan desa harus mandiri menuju indonesia maju ditahun 2025, dan
Indonesia menuju kejayaan dan negara kuat.
Dan untuk mencapai semua itu desa harus maju ,dalam artian maju dari
bidang perekonomian, infrastruktur serta sumber daya manusia sehingga bisa
bersaing di tataran global saat ini.
Untuk bisa berdaya saing, program
pemerintah nasional harus terkosentrasikan kepada pembangunan di desa. Desa
kuat dan maju akan merubah wajah Indonesia menjadi maju sesuai yang di impikan.
Selain itu menuju Indonesia maju
tidak terlepas dari keterlibatan semua elemen baik pemerintah, Akademisi,
Ormas, NGOs lokal maupun Nasional untuk aktif dalam pembangunan di desa.
Terkhusuanya pemerintah desa dan NGOs Lokal
yang sampai saat aktif membangun kerja sama dan berkolaborasi untuk
mempersiapkan semua sumber daya
potensial yang ada di desa.
Kini desa seperti wanita cantik
dan seksi yang layak dipinang dan diberi mas kawin/mahar yang sangat mahal
untuk mendapatkan dan mengelolanya. Cantik dan seksinya desa saat ini semua
pihak bertanggungjawab untuk menjaga dan melestarikan dengan berbagai program
dan proyek dibidang kemanusiaan maupun dibidang infrastruktur pendukung
kehidupan manusia perdesaan.
Pembangunanan Desa di Indonesia
secara Umum dan di Kabupaten Ende pada Khusuanya pada dasarnya membutukan
banyak keterlibatan, sehingga apa yang menjadi tujuan bisa di wujudkan.
Peran NGO/ LSM dalam membangun sumber Daya manusia di Desa
Yayasan Tananua flores merupakan
sebuah lembaga swasta yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat
Desa. Dan Yayasan Tananua adalah lembaga
yang mempunyai kader Pembangunan Desa
yang di tempatkan di masing- masing Desa.
Sampai saat ini masih sangat eksis dengan masyarakat desa
boleh dikatakan sebagai salah satu ujung tombak pemberdayaan dan penguatan
kapasitas manusia di desa desa dampingan. Tananua flores bersama pemerintahaan
desa membangun desa dari hulu sampai hilir (pemberdayaan masyarakat desa
Pegunungan dan pesisir teeluar dan tertinggal).
filosofis Dasar Tananua dalam
membangun visi bersama para petani dan masyarakat Desa yaitu UMA, SAO dan
REGA tentu membawa misi keberpihakan kepada manusia manusia pedesaan yang
diberi stigma miskin dan terpinggirkan. Atas dasar itu Tananua Flores
memberikan atensi dan kepeduliannya untuk membangun dan memperkuat kapasitas
manusia pedesaan berbasis sumberdaya yang mereka miliki.
Atensi dan kepedulian terlihat
lewat program dan aktivitas yang dilakukan antara lain Program Pertanian
berkelanjutan (sustainable agryculture) dengan mengusung aktivitas pertanian
organik/Selaraa alam, Peningkatan Hasil produktif pertanian (Pangan lokal,
Komoditi dll); Kesehatan Primer (Primary Healthy) dengan kegiatan
Pengembangan Tanaman yg berkasiat obat, Gisi Keluarga Keluarga dan lingkungan
sehat; Ekonomi Kerakyatan (Civil Ecconomic) dengan mengusung
aktivitas Familly Saving, Kelompok Arisan UBSP, Pasar bersama dengan
Kuantitaa, Kualitas dan kontinuitas komoditi yang baik yang dilakukan oleh masyarakat desa
sendiri. Dan one Village one Product. Organisasi Petani (Farmers Group) dengan
mengusung kegiatan pertemuan Kelompok,
aktif dengan menjalankan nilai nilai sosial kearifan lokal untuk
berpartisipasi dalam pembangunan kelompok komunitas dan desa.
Program dan aktivitas ini
berangkat dari kebutuhan dan realita kehidupan desa dengan tujuan akhirnya
untuk memperkuat dan memampukan maayarakat desa yang lebih kuat dan berdaya
saing untuk desa yang mandiri.
Dalam mewujudkan desa
mandiri tentu prosesnya panjang Tananua
flores bersama penerintah desa bersinergi untuk mempersiapkan manusia- manusia
potensial pedesaan dengan mempersiaapkan kader - kader yang mumpuni dan
berkemampuan untuk membangun desa.
Sebuah Refleksi dalam membangun spiritualitas Kader
Dalam membangun Spiritualitas
Kader petani di butuhkan sebuah
pemahaman sebagai bekal bagi para kader untuk pembangunan desa. Kader - kader
ini berperan dengan suka dan rela untuk membuat perubahan di dalam keluarganya
kelompok komunitas dan desa. Kader dari desa- desa ini dipersiapkan dengan pengetahuan yang cukup agar bisa
membatu pemerintah Desa masyarakat maupun keluarga. Melalui kegiatan refleksi spiritualitas kader yang di jalankan
pada bulan desember 2020 yang lalu, para kader mulai mendiskusikan berbagai persoalan
yang ada di desa.
Kegiatan refleksi ini bertujuan untuk mengajak
para kader dari desa- desa dampingan Tananua flores untuk melihat kembali akan
peran yang mereka perna lakukan dan yang belum mereka lakukan sebagai daya kebatinan salam proses pembangunan yang ada di desa
masing,- masing.
“Kegiatan refleksi ini
mengajak kami peserta untuk melihat
kedalam diri kami masing- masing apa
yang pernah dibuat untuk diri sendiri dikebun, kelompok di desa dengan peran
sebagai kader."kata Ruben Raja.
Sementara itu RD Trenda Due
menjelaskan kader adalah agen perubahan
selaian membuat perubahan untuk dirinya sendiri dia juga berkewajiban
untuk membuat perubahan untuk orang lain. Perubahan harus dimulai dari cara
pikirnya dan juga cara kerja.
Menurutnya Kader sama dengan
Motivator sekaligus Generator. Dalam diri kader sebagai motivator,dan juga
berperan sebagai Generator serta traktor karena kader dapat memberi pemahaman,
mendorong dan juga harus bekerja keras untuk memperlihatkan hasil kepada
sesamanya.
Motivator harus mampu memberi roh pada setiap kata yang diucapkannya (wards is magic ato The wards is power to Change) sehingga kader harus memiliki kekuatan kata kata yang mengubah cara pikir diri sendiri dan orang lain.
**** LikaLapu/HS
Penulis : HS
Editor : JF
0 Komentar