Ende, TananuaFlores.id - Lembaga Tananua Flores lakukan Renstra yang ke 3 untuk merumuskan kembali program dan Issu-issu Strategis dalam perjalanan Lembaga selama 5 tahun yang akan datang. Dalam Merumuskan Program dan issu strategis itu, ada Beberapa isu yang digarap yakni Petani berkelanjutan derajat kesehatan, kerusakan lingkungan dalam meningkatkan produksi komoditi, posisi tawara petani melalui perbaikan infrastruktur serta issu tentang nilai-nilai orang muda yang mulai meninggalkan desa dan dunia pertanian.
Kegiatan Renstra itu dijalankan
Selama 3 hari mulai dari rabu 12-16 Januari 2021.
Kepesertaan Renstra yang hadir kali ini terdiri dari
kepengurusan inti lembaga Pembina, pengawas, Pelaksana Harian,staf dan PL serta utusan Mitra yayasan Tananua
Flores yang ada di kabupaten Ende.
Dengan Estimasi Kepesertaan berjumlah 40an orang dari keterwakilan mitra-mitra
Tananua.
Lembaga Mitra yang ikut terlibat
di Renstra Tananua flores terdiri dari Pemerintah Desa, Perguruan tinggi dari fakultas
Pertanian Uniflor, Dinas Perikana dan Kelautan, Sekolah tinggi Santa Ursula
Ende, Dinas Pertanian, Dinas PMD, serta
individu –individu yang bermitra dengan Yayasan Tananua.
Renstra Yayasan Tananua yang ke 3 ini
di fasilitasi oleh salah satu lembaga mitra Tananua yaitu bapak Drs.Yohanes
da Masenus Aru,MA dari lembaga Circle
Indonesia.
Hironimus Pala Ketua Panitia dalam
dalam kegiatan Renstra menjelaskan bahwa
kegiatan yang di laksanakan hari ini
tetap mematuhi Protokol Kesehatan, Cuci Tangan, Pake Masker dan Jaga
Jarak yaitu mulai dari pintu masuk hingga di dalam ruangan Pertemuan.
“kita harus tetap waspada dan
mamatuhi Protokol kesehatan karena saat ini di kabupaten kita masih dalam
situasi New Normal”Jelasnya
Sementara itu hironimus
menjelaskan Bahwa Kegiatan Restra ini
untuk menyusun
dan membaharui renstra sebelumnya sebagai peta jalan organisasi agar dapat
melangkah secara lebih terarah dari waktu ke waktu.
Ia juga menambahkan pembaharuan visi atau Program itu sangat bermanfaat bagi pengurus di lembaga sehingga dapat digunakan sebagai rujukan
pelaksanaan kegiatan. Dengan Tujuannya
adalah agar dapat mempermudah kerja-kerja pendampingan dan juga dapat membentuk
kader pendamping dan petani yang kreatif, solider dalam mengelola pertanian
berkelanjutan.
Keluarannya adalah Yayasan tananua Flores
memiliki peta jalan, rumusan tujuan, indikator serta program-program strategi
organisasi yang terencana.
Menurut Ketua Pembina Yayasan
Tananua Flores Ibu Yulita Eme mengatakan terselenggarakan Renstra ini sudah
yang ketiga kalinnya, dan untuk Kali ini Perluh Melihat kembali perjalanan
Lembaga baik perjalanan kerja-kerja program pendampingan kepada masyarakat
maupun dalam penguatan-penguatan kapasitas kelembagaan.
“Renstra ini sudah yang ke 3
kalinnya dan untuk kali ini kita perluh melihat kembali perjalanan lembaga
dalam mengelolah program dan pendampingan penguatan kapasitas kelembagaan
ataupun kader,” Katannya.
Pembina Yayasan Tananua itu
mengingatkan agar Pelatihan dan Penyusunan Perencanaan Strategis ini menjadi salah Satu tujuan untuk merumus
kembali program-program lembaga dan juga melihat capaian perubahan ketika
pelaksanaan kerja-kerja pendampingan di lapangan.
Dia Menggungkapkan bahwa Yayasan
Tananua sejak berdirinya hingga saat ini sudah memberi dampak positif bagi
masyarakat lewat program-program pertanian, kelautan dan perikan serta
konservasi lingkungkan.
“Tananua sudah memberikan hal-hal
positif bagi masyarakat lewat program-program pemberdayaan, sehingga di
masyarakat ada beberapa yang sudah mengalami perubahan” Kata Yulita.
Berharapnya bahwa Pembahasan renstra, peserta diharapkan
dapat menemukan isu-isu strategis untuk pemberdayaan masyarakat desa dan
pesisir termasuk semua lapisan masyarakat agar dapat dijangkau dalam pelayanan
selanjutnya, Para mitra dari perguruan tinggi maupun dinas, kiranya dapat
berkontribusi, memberikan catatan- dan informasi penting agar dapat dirumuskan
dalam renstra YTNF.
Sementara itu Direktur yayasan
Tananua Flores Bernadus Sambut Lebih menyoroti terkait dengan Persaoalan Petani
dan nelayan yang saat ini Program pendampingan belum dijalankan secara
kolaboratif antara lembaga Tananua dengan Pemerintah.
“ Saat ini belum ada kolaboratif
antara lembaga sehingga persoalan petani
dan nelayan belum tuntas di selesaikan khususnya di desa-desa dampingan
Tananua”, Sorotnya.
Bernadus menambakan bahwa
Tantangan Tananua saat ini adalah kecendruangan program-progam tananua dengan
program pemerintah terjadi tumpang
tindih di lokasi yang sama, dan ini perlu membangun koordinasi kerja sama yang
baik untuk mensinergiskan
program-program itu.
Oleh :JF
0 Komentar