LEWOLEBA–Tananua Flores, ǀ Usai menempuh perjalanan
jauh dari Ende menuju Larantuka dan dilanjutkan dengan perjalanan laut
Larantuka - Lewoleba, Yayasan Tana Nua Flores (YTNF) Ende langsung membagikan
bantuan kepada korban bencana tanah longsor dan banjir bandang di posko
pengungsian yang ada di Lewoleba, Lembata dengan dipandu oleh relawan Posko
Barakat yang menjadi mitranya di Lewoleba.
Adapun barang – barang bantuan
yang disumbangkan YTNF kepada para korban terdiri dari sembako, peralatan
dapur (piring, gelas, panci, kuali, sendok), handsanitizer, kasur, ikan,
sayur, pangan lokal dan masih banyak lagi yang diserahkan pada kesempatan ini.
Sesuai petunjuk dan arahan yang
disepakati bersama antara YTNF dan Posko Barakat maka penyaluran bantuan hari
pertama dilakukan ke posko pengungsian yang terdapat di SMP St. Pius Lewoleba
yang merupakan warga desa Waimatan, SMP I Lewoleba yang merupakan warga desa
Lamawolo dan di MIS Lewoleba yang juga merupakan warga desa
Lamawolo mengingat di ketiga posko tersebut tertampung masyarakat
satu desa yang secara meyeluruh telah mengungsi. Sedangkan bantuan hari kedua
diantar langsung kepada para korban yang memilih mengungsi mandiri maupun yang
tinggal di kebun miliknya atau di rumah keluarga seperti desa Ohe Kolontobo,
Petun Tawa, dan desa Ama Kaka.
Koordinator tim Kebencanaan
Yayasan Tana Nua Flores untuk Becana Lembata, Metty Wasa dihadapan para korban
bencana di Lewoleba mengatakan kedatangan YTNF ke Lembata semata –
mata karena kasih dan kepedulian serta panggilan kemanusiaan dengan rasa solidaritas
dan keprihatinan untuk meringankan beban penderitaan yang dialami oleh para
korban akibat bencana banjir bandang yang melanda mereka.
Metty menuturkan setelah
mengetahui adanya banjir bandang yang menimpa Adonara dan Lembata beberapa
waktu lalu, YTNF langsung membuka posko kemanusiaan untuk menggugah para
donator dan juga para petani dampingan agar menyisihkan sebagian miliknya bagi
sesama yang sedang mengalami penderitaan akibat bencana banjir bandang yang
melanda beberapa wilayah di kedua pulau ini.
Metty menambahkan dari semua
barang – barang bantuan yang terkumpul terdapat juga barang bantuan dari para
petani dampingan YTNF Ende yang menitipkan sebagian hasil pertaniannya untuk
rekan seprofesinya yang telah kehilangan lahan garapan maupun kebun miliknya.
“Petani dampingan kami yang ada
di Ende benar – benar merasa prihatin dengan kondisi rekan profesinya yang ada
di Adonara dan Lembata karena lahan garapannya telah dibawa banjir dan terendam
lumpur dan batu sehingga mereka dengan tulus ikhlas memberikan bantuan bagi
rekan seprofesinya ini,” tutur Metty.
Metty
mengungkapkan kehadiran YTNF Ende untuk datang secara langsung menemui para
korban untuk memberikan dukungan moril dan memotivasi para korban agar mampu
bangkit kembali dari keterpurukan hidup dan beban penderitaan yang dialaminya
saat ini.
“Bantuan barang yang kami berikan tidak sebanding dengan beban
penderitaan yang dialami oleh bapa mama dan saudara – saudara kita yang ada
disini namun YTNF hadir di tengah mereka untuk mengambil bagian dalam
memberikan penghiburan dan memotivasi mereka untuk bangkit Kembali,” ungkap
Metty.
Hal
yang sama diungkapkan Benyamin Gosa, salah satu relawan Kebencanaan YTNF yang
menuturkan kehadiran YTNF di Lembata dalam memberikan bantuan tersebut
merupakan salah satu bentuk solidaritas antar sesama yang sedang mengalami penderitaan
agar dapat meringankan beban hidup yang dirasakan para korban saat ini.
Benyamin Gosa yang dikirim YTNF
lebih awal ke Lembata untuk melakukan survey dan mengumpulkan data ini
mengatakan keprihatinannya terhadap para korban yang hanya tinggal di tempat
pengungsian karena rumah dan lahan pertanian telah habis dilahap banjir
beberapa waktu lalu.
“Setelah saya dan Andre turun
lapangan melihat situasi dan kondisi masyarakat korban bencana, ternyata sangat
memprihatinkan karena rumah dan kebun – kebun mereka sudah ditimbun pasir dan
batu – batu besar. Mereka benar – benar kehilangan segalanya,” tutur Benyamin.
Dijelaskan Benyamin, sesuai data
yang diterima dari Posko Barakat, para korban tidak hanya tinggal di tempat
pengungsian yang telah disediakan namun ada juga yang memilih tinggal di pondok
mereka yang berada di kebun dan juga di rumah – rumah kerabat dengan kondisi
mereka yang lebih memprihatinkan karena tidak ada perhatian dari pemerintah
setempat.
“Kita juga fokuskan bantuan ini
kepada para korban yang memilih tempat mengungsi secara mandiri baik di pondok
– pondok kebun miliknya maupun yang tinggal di rumah – rumah keluarganya karena
menurut pantauan kami, para korban yang mengungsi secara mandiri ini kondisi
hidupnya lebih memprihatinkan,” terang Benya.
Sementara itu Benediktus Bedil,
Direktur Barakat dalam sambutannya mengungkapkan pihaknya telah melakukan
pendataan yang sangat detail terkait para pengungsi sebagai akibat tanah
longsor dan banjir bandang Lembata sehingga penyaluran bantuan dari para
donator kepada para korban dilakukan tepat pada sasarannya.
“Kami punya data lengkap dan
akurat terkait para korban dan pengungsi bencana tanah longsor dan banjir
bandang karena relawan Barakat terjun langsung menyisir semua lokasi bencana,”
tutur Benediktus.
Benediktus yang akrab disapa
Bence ini melanjutkan setiap donatur yang datang dipersilahkan membawa
bantuannya langsung menyerahkan sendiri kepada para korban baik yang ada di
tempat pengungsian umum maupun yang ada di kebunnya sendiri dengan mengantongi
data – data dari Barakat dan diantar oleh para relawan Barakat.
“Kita tidak mengintervensi
bantuan yang disalurkan para donatur sebaliknya kita tawarkan para donatur
untuk membagikannya sendiri kepada para korban agar dapat menyaksikan sendiri
kondisi mereka yang sesungguhnya. Barakat hanya memediasi agar semua bantuan
tiba ke tangan para korban tepat pada sasaran sesuai dengan kondisi ril di
lapangan,” ujarnya.
Untuk diketahui Yayasan Tananua
Flores membawakan seluruh bantuannya dalam dua tim Kebencanaan yakni satu tim
ke Adonara dan satunya ke Lembata mengingat Tana Lamaholot saat ini diterpa
bencana banjir dan tanah longsor di dua pulau yang berbeda.***(welano)
Sember : https://www.jongflores.com/2021/05/tiba-lewoleba-tana-nua-flores-langsung.html
0 Komentar