Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Design created with PosterMyWall

Nelayan harus dilibatkan dalam pengelolaan Perikanan


Ende, Tananua flores| Yayasan Tananua Flores memasuki tahun ke 6 mendamping Nelayan Ndori,Arubara,maurongga, Podenura dan Kotodirumali. Pendampingan yang dilakukan Tananua didukung oleh mitranya Blue Ventures dalam mengembangkan program pengelolaan perikanan berbasis masyarakat. 

Dalam kurun waktu 6 tahun banyak kegiatan yang telah dilakukan bersama masyarakat Nelayan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain Pendataan perikanan gurita dengan metode sensus, Monitoring Perikanan, Advokasi Kebijakan,Simpan pinjam dan kesehatan masyarakat. 

Tidak hanya itu, Tananua juga menempatkan staf pendampingnya di desa dampingan untuk berada bersama masyarakat dan juga membangun pemahaman masyarakat terkait dengan tujuan dari pengelolaan perikanan berbasis  masyarakat. 

Ada banyak pembelajaran yang  telah dilalui Tananua ketika mengurus masyarakat Nelayan. Ada rasa kepuasan karena ada dampak positif yang dialami masyarakat serta respon masyarakat terhadap Tananua dan Blue Ventures masih dinilai sangat baik. 

Tananua secara lembaga belajar  banyak  dan praktek langsung bersama nelayan maupun belajar bersama Mitranya blueventures. 

Tentu sudah menjadi ingatakan bersama Tananua telah menyumbangkan gagasan terbaik di wilayah kabupaten ende dalam hal pengelolaan perikanan berbasis masyarakat lokal. 

Beberapa kegiatan yang digaungkan oleh Tananua adalah terkait Data perikanan yang menjadi basis perencanaan dalam pengelolaan perikanan, sistem buka tutup rumah gurita yang dalam penerapannya sangat efektif maupun monitoring habitat terumbu karang dan pengawasan lokasi tangkap gurita. 

Saat ini Tananua telah memperluas program pengelolaan perikanan bersama masyarakat dengan  mulai melakukan pendataan perikanan (ikan bersirip). Blueventures secara kelembagaan terus mendorong tananua agar perlahan mendata ikan. 

Dalam hal pendataan Tananua juga menempatkan 1 orang setiap desa untuk menjadi enumerator sebagai tenaga pendataan baik gurita maupun ikan. 

Arya Dhani (24/06) dalam kegiatan pelatihan penyegaran kembali enumerator dan Tim Tananua mengungkapkan bahwa saat ini pengelolaan perikanan harus di dasari dengan Data. Dengan pendataan maka kita akan mengetahui potensi perairan laut kita apakah masih banyak Stok ikan ataukah stoknya tinggal sedikit. 

Menurutnya, para nelayan harus bisa memahami situasi ini sehingga proses mitigasi bisa dilakukan mulai dari sekarang, yakni memperbaiki kembali ekosistemnya  dan juga memperbaiki kembali regulasinya. 


Staf blue ventures itu mendorong dan melatih tim tananua agar pekerjaan harus mulai dari data. Tentu banyak orang menilai kerja pendataan adalah salah satu pekerjaan yang cukup sulit tetapi hasilnya akan membantu masyarakat nelayan untuk menjaga dan melestarikan kembali ruang kelolanya. 

Pengelolaan perikanan masyarakat Nelayan harus ikut terlibat, Keterlibatan mereka mulai dari Proses pendataan, menentukan Lokasi yang akan dikelola dan merumuskan kesepakatan-kesepakatan bersama sebagai patokan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Kegiatan yang diInisiasi oleh Blue Ventures berlangsung selama 3 hari bertempat di kantor Tananua. Kegiatan tersebut berjalan cukup baik dan Tananua mendapatkan pasokan Energi Baru.

Praktek Lapangan :  Enumerator Praktek mendata ikan di Desa Persiapan Maurongga. 


Belajar dan Praktek langsung menjadi salah satu hal yang menjadi rutinitas lembaga Tananua dan Blue Ventures dalam kaitan dengan Peningkatan Kapasitas masyarakat atau staf pendamping. 

Tujuan dari melaksanakan Metode tersebut agar semua pelatihan bisa memahami secara teori dan juga bisa mengalami langsung secara Praktek. Di sesi ini belajar berpraktek dimulai dari desa Persiapan Maurongga. 

Semua peserta dan Fasilitator berangkat ke desa maurongga dimulai pukul 06.00 wita. 

Setibanya di maurongga disambut oleh sekretaris desa persiapan maurongga, dan Sekdes tersebut mengarahkan peserta untuk bertemu nelayan atas nama Imran dan Ady Baba. 

Koordinator program Pius I Jodho dalam komentarnya terkait kegiatan tersebut mengatakan bahwa saat ini para nelayan harus bisa mengetahui kondisi ekosistem dan habitatnya apakah masih baik-baik saja ataukan sudah mengalami perubahan. 

Menurutnya, Kondisi perubahan ekosistem laut bisa berdampak pada stok dan pasokan ikan yang setiap tahun mengalami penurunan. Ini bisa juga akibat dari penangkapan yang masif dan tanpa batas serta penggunaan alat tangkap yang tidak rama terhadap lingkungan. 

“ Nelayan harus memahami dan harus bisa terlibat dalam kegiatan pengelolaan sehingga kita bisa melakukan konservasi dan perlindungan”,katanya. 


Pius juga menjelaskan terkait dengan apa yang harus dilakukan nelayan kedepannya, 

Pertama, Memastikan pendataan perikanan, 

Kedua,Memastikan kembali Ruang penangkapan apakah mengalami perubahan ataupun kondisi habitatnya masih baik, 

Ketiga, Memastikan kembali apakah penggunaan alat tangkap yang ramah terhadap lingkungan maupun merusak habitat terumbu karang, 

Ke empat, Nelayan harus terlibat dalam proses pengawasan dan Memastikan Produk hukum yang berpihak kepada sistem pengelolaan berskala lokal yang artinya Nelayan mempunyai kesempatan untuk menjaga dan melindungi potensi desanya. 

Kelima, Pendapatan ekonomi nelayan untuk terus ditingkatkan dengan proses pengelolaan lokasi tangkap, artinya Manajemen ekonomi nelayan harus dikelola dengan baik. 

Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 3 hari dengan mengutamakan Pengetahuan tentang jenis-jenis ikan dan Umur hidupnya sehingga dengan nelayan atau enumerator memahami hal tersebut tentu akan mengarah pada perencanaan pengelolaan. 


Ditulis oleh : Jhuan 


































Posting Komentar

0 Komentar